LAPORAN
PRAKTIKUM III
MORFOLOGI TUMBUHAN
(ABKC
2201)
TATA
LETAK DAUN, RUMUS DAUN DAN DIAGRAM DAUN
DOSEN
PENGASUH :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
M. Arsyad, S. Pd, M.Pd
ASISTEN DOSEN :
Anis Hilaliah
Yunida Ulfah
OLEH :
Nurlita
A1C214090
Kelompok VI A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2015
PRAKTIKUM III
Topik : Tata Letak Daun, Rumus Daun dan
Diagram Daun
Tujuan : Mengenal
berbagai tata letak daun pada batang, menentukan rumus daun serta menggambar
bagan dan diagram daun.
Hari/Tanggal : Sabtu/07 Maret 2015
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP
UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN :
Alat :
1.
Baki/nampan
2.
Alat tulis
Bahan :
1. Ranting Kembanga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2. Ranting
Alamanda (Allamanda cathartica L.)
3. Tumbuhan
Pandan (Pandanus sp.)
4. Tumbuhan
Bayam (Amaranthus spinosus L.)
5. Tanaman
Pepaya (Carica papaya L.)
II. CARA KERJA
1.
Mengamati duduk
daun pada ranting, cabang atau batang (tunggal tersebar, tunggal berseling,
berhadapan, berkarang, roset batang, roset akar, monospirotik, dan
trispirotik).
2.
Menghitung rumus daun: 1/2, 2/5, 3/8, dan seterusnya.
3.
Menggambar bagan dan diagram daun.
III. TEORI DASAR
Daun-daun pada suatu tumbuhan
biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun-daun
berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau bagian
ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah-pisah dengan suatu jarak yang
nyata. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis
spiral tadi mengelilingi batang a
kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau disvergensi.
Pecahan a/b selanjutnya dapat
menunjukan sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar.jarak
antara kedua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600,
yang disebut sudut divergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari
pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dan seterusnya. Untuk menjelskan tata
letak daun, dapat dilakukan dengan membuat bagan tata letak daun dan diagram
tata letak daunnya.
A. Bagan Tata Letak Daun.
Untuk
membuat bagan tata letak daun, batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan padaya
digambar membujur ortostik-ortostiknya. Demikian pula pada buku-buku batangnya.
B. Diagram tata letak daun.
Untuk
membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus dipandang sebagai
kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna.
Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka buku-buku tersebut akan menjadi
lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak kerucut akan menjadi titik pusat
lingkaran-lingkaran tadi.
C. Spirostik dan parastik.
Pada suatu tumbuhan, garis-garis
ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami
perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan
sangat karakteristik adalah ortostik menjadi garis spiral yang tampak melingkar
batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan
tampaknya letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi
garis spiral tadi, yang diberi nama lain spirostik.
Bagian tumbuhan yang letak daunnya
cukup rapat, daun-daunya seakan-akan mengikuti garis spiral kekiri atau
kekanan. Garis spiral dengan arah putaran kekiri dan kanan menghubungkan
daun-daun yang menurut ke arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak
terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan
satunya lagi ke kanan. Dari sudut itu pula tampak ada spiral ke kiri dan ke
kanan. Garis-garis itu disebut parastik.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel hasil pengamatan
No.
|
Nama Spesies
|
Tata Letak daun
|
Rumus daun
|
1.
|
Hibiscus rosa-sinensis
|
Tunggal tersebar
|
2/5
|
2.
|
Allamanda cathartica L.
|
Berkarang
|
-
|
3.
|
Pandanus sp
|
Spirostik
|
-
|
4.
|
Amaranthus spinosus L.
|
Tunggal tersebar
|
2/5
|
5.
|
Carica papaya L.
|
Tunggal tersebar
|
3/8
|
B. Gambar, Bagan, dan Diagram daun hasil
pengamatan
1. Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
a.
Gambar pengamatan :
Keterangan:
1. Batang
2. Tangkai daun
3. Daun
|
b.
Foto litertaur :
Keterangan:
1. Batang
2. Tangkai daun
3. Daun
|
Gambar 1. Ranting Kembang Sepatu
c.
Bagan dan Diagram :
1. Rumus
daun kembang sepatu adalah 2/5 × 3600 = 1440.
2. Duduk
daun pada batang atau cabang adalah tersebar.
|
Keterangan:
1. Garis
ortostik
2. Garis
spiral
|
Gambar bagan daun kembang sepatu
Gambar diagram daun kembang sepatu
2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
a.
Gambar pengamatan :
Keterangan:
1. Batang
2. Tangkai daun
3. Daun
|
b.
Menurut litertaur :
Keterangan:
1. Batang
2. Tangkai daun
3. Daun
|
Gambar 2. Ranting Alamanda
3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp)
a.
Menurut pengamatan :
Keterangan:
1. Batang
2. Daun
|
b.
Foto literatur :
Keterangan:
1. Batang
2. Daun
|
Gambar 3. Tumbuhan Pandan
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
a.
Gambar pengamatan :
Keterangan:
1. Batang
2. Tangkai daun
3. Daun
|
b.
Foto literatur :
Keterangan:
1. Batang
2. Tangkai daun
3. Daun
|
c. Bagan dan Diagram :
1. Rumus
daun bayam adalah 2/5 × 3600 = 1440.
2. Duduk
daun pada batang atau cabang adalah tersebar.
|
Keterangan:
1. Garis
ortostik
2. Garis
spiral
|
Gambar
bagan daun bayam
Gambar
diagram daun bayam
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
a.
Gambar pengamatan :
Keterangan:
1. Batang
2. Tangkai daun
3. Daun
|
b.
Foto literatur :
Keterangan:
1. Batang
2. Tangkai daun
3. Daun
|
Gambar
5. Tanaman Pepaya
c.
Bagan dan Diagram :
1. Rumus
daun pepaya adalah 3/8 × 3600 = 1350.
2. Duduk
daun pada batang tersebar.
Keterangan:
1. Garis
ortostik
2. Garis
spiral
|
|
Gambar
bagan daun pepaya
Gambar diagram daun
pepaya
V. ANALISIS DATA
1. Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis L.
( Sumber :
Cronquist.1981)
Daun tumbuhan kembang sepatu tersusun
secara berselang-seling. Tanaman ini memiliki rumus daun 2/5, sama seperti pada
tanaman bayam angka 2 menunjukkan banyaknya putaran dan angka 5 banyaknya daun
yang dilalui yang dihitung mulai dari nol. Maka, dari rumus daun tersebut dapat
dihitung sudut dirvergensinya adalah 2/5 x 3600 = 1440
2.
Tanaman Alamanda
(Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi
:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub
Classis : Asteriidae
Ordo : Gentiales
Familia : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Species : Allamanda cathartica L.
(
Sumber : Cronquist.1981)
Allamanda
cathartica L. duduk daun pada batang/cabangnya berkarang, yakni setiap buku
batang terdapat lebih dari dua daun. Karena tata letak daunnya berkarang rumus
daun Allamanda cathartica L. tidak
dapat ditentukan.
3.
Tumbuhan
Pandan (Pandanus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Arecidae
Ordo : Pandanales
Familia : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Species : Pandanus sp
( Sumber :
Cronquist.1981)
Tata letak daun pada tanaman pandan
mengikuti garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral yang
melingkari batang atau dapat dikatakan karena terjadi pertumbuhan batang yang
tidak lurus melainkan memutar, akibatnya ortostiknya ikut memutar yang disebut
spirostik. Batang tanaman pandan memperlihatkan tiga spirostik oleh sebab itu
tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus daunnya.
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Magnoliopsida
Subclassis
: Caryophyllidae
Ordo
: Caryophyllales
Familia
: Amaranthaceae
Genus
: Amaranthus
Spesies : Amaranthus
spinosus L
(Sumber:
Cronquist:1981)
Daun tumbuhan bayam tersusun secara berselang-seling. Daun bayam
memiliki rumus daun 2/5, sama seperti di atas angka 2 menunjukkan banyaknya
putaran dan angka 5 banyaknya daun yang dilalui yang dihitung mulai dari nol.
Maka, dari rumus daun tersebut dapat dihitung sudut dirvergensinya adalah 2/5 x
3600 = 1440
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub
classis : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
(Sumber:
Cronquist:1981)
Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
tata letak daunnya tersebar dengan rumus daun 3/8, maksud angka 3 (tiga)
tersebut adalah untuk mempertemukan daun yang satu dengan yang lain yang
terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang sebanyak 3
putaran, dan maksud dari angka 8 (delapan) tersebut adalah pada saat melakukan
tiga kali putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah delapan dan
perhitungannya dimulai dari angka nol. Dengan menggunakan rumus daunnya, maka
dapat dihitung sudut disvergensi 3/8 x 3600 = 1350.
VI. KESIMPULAN
- Tata letak daun pada tumbuhan tingkat tinggi terbagi menjadi tiga, yaitu: berhadapan-berselang, tersebar, dan berkarang.
- Rumus daun daun dapat dilihat dari daun yang sejajar dengan berpatokan pada tercapainya garis tegak lurus dengan daun yang mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama yang merupakan b. Sehingga rumus daun adalah a/b.
- Bagian duduknya daun dapat diproyeksikan sebagai silinder 3 dimensi dana padanya digambar ortostik-ortostiknya demikian pula pada buku-buku batangnya. Ini berpatokan pada rumus daun yang telah baku pada umumnya.
- Diagram daun merupakan diagram tata letak daun, yang dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-buku batang sebagai lingkaran yang sempurna. Ini berpatokan pada sudut divergensinya maupun rumus daunnya.
- Pada beberapa tanaman, misalnya pandan (Pandanus sp.) letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral, yang diberi nama spirositik.
6. Pada
tanaman seperti Alamanda (Allamanda
cathartica L.) susunan daunnya berkarang sehingga tak dapat ditentukan
rumus daunnya.
VII. DAFTAR PUSTAKA
a.
Daftar pustaka buku :
Adrak, Adria R dan Sri Amintarti M.Si. 2008. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. FKIP UNLAM Banjarmasin.
Amintarti, Sri. 2015. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. PMIPA
FKIP UNLAM : Banjarmasin
Cronquist, A. 1981. An Integrated
System of Flowering Plants. Columbia
University : New York .
Dasuki, U. A.
1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi.
ITB: Bandung.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada
University: Yogyakarta
b.
Daftar pustaka gambar :
Gambar 1.
http://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2008/05/bunga-sepatu-ccrc-ok.jpg
(Diakses tanggal : 11 Maret 2015)
Gambar 2.
http://www.sith.itb.ac.id/herbarium/index.php?c=herbs&view=detail&spid=205010
(Diakses tanggal : 11 Maret 2015)
Gambar 3.
http://www.biologi-sel.com/2013/10/pandan-wangi-pandanus-amaryllifolius.html
(Diakses tanggal : 11 Maret 2015)
Gambar 4.
http://www.farmingbusinessindonesia.com/fbi/detail_vegeta.php?id=261
(Diakses tanggal : 11 Maret 2015)
Gambar 5.
http://alamtani.com/budidaya-pepaya.html
(Diakses tanggal : 11 Maret 2015)